andi syahputra

Selasa, 13 Desember 2011











Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimilikitumbuhanbakterifungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding rumah terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektinselulosahemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dansakarida sederhana (gula).racun

Senin, 12 Desember 2011

Sel tumbuhan termasuk sel eukariotik. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti (ada pula yang menyebutnya sebagai selaput inti). Selain sel tumbuhan, ada juga sel hewan yang termasuk sel eukariotik.


Secara umum, sel tumbuhan memiliki struktur yang sama dengan sel hewan. Tetapi ada beberapa struktur yang secara eksklusif dimiliki tumbuhan, dan ada pula struktur yang dimiliki hewan tetapi tidak dimiliki tumbuhan.

Beberapa struktur eksklusif itu antara lain adalah:
Plasmodesmata (tunggal: plasmodesma)
Merupakan pori-pori penghubung yang terletak pada dinding sel. Dengan adanya plasmodesmata, sel tumbuhan dapat berkomunikasi dengan sel lainnya. Selain berperan dalam komunikasi antar sel tumbuhan, plasmodesmata juga berperan dalam transpor protein dan RNA duta dari sel ke sel lain.
Plastida
Plastida dapat berdifferensiasi, salah satunya menjadi kloroplas. Kloroplas memiliki pigmen bernama klorofil, yang menyebabkan warna hijau pada daun. Dengan adanya kloroplas ini, tumbuhan mampu berfotosintesis.
Dinding sel
Bila kita lihat lewat mikroskop, sel tumbuhan akan tampak tersusun rapi, dan memiliki bentuk tetap. Umumnya segi enam. Berbeda dengan sel hewan, yang bentuknya tidak tetap. Hal ini dikarenakan sel tumbuhan memiliki dinding sel. Dinding sel tumbuhan tersusun dari selulosa, protein, dan terkadang lignin (zat kayu).
Vakuola yang besar
Vakuola pada sel tumbuhan besar. Sementara vakuola pada sel hewan cenderung kecil, bahkan tidak ada. Vakuola ini diselimuti oleh membran tonoplas. Vakuola ini berperan untuk menjaga turgor, dan menyimpan cadangan makanan.
Selain itu, ada pula organel yang dimiliki oleh sel hewan, tetapi tidak dimiliki oleh sel tumbuhan, yaitu sentriol. Sentriol berperan dalam pemisahan kromosom pada tahap anafase.
Berikut adalah gambar struktur sel tumbuhan:
Keterangan:
1.    kloroplas
2.    vakuola
3.    nukleus
a.    plasmodesmata
b.    membran plasma
c.    dinding sel
d.    membran tilakoid
e.    amilum
f.     vakuola
g.    tonoplas
h.    mitokondrion (mitokondria)
i.     peroksisoma
j.     sitoplasma
k.    vesikel kecil bermembran
l.     retikulum endoplasma kasar
m.   pori-pori nukleus
n.    membran inti
o.    nukleolus
p.    ribosom
q.    retikulum endoplasma halus
r.     vesikel golgi
s.    badan golgi
t.    sitoskeleton

strutur sel tanaman

pemulihan tanaman

Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmumemperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia[1]. Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya, seorang pemulia tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik[2]: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya. Kultivar juga dikenal awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu sama artinya.
Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam Revolusi Hijau[3], suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan dunia, khususnya gandum rotijagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis, pemuliaan tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal/hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.

Minggu, 11 Desember 2011


SITOSKELETON (KERANGKA SEL)
Mengapa sel manusia dan hewan dapat mempertahankan bentuknya padahal tidak memiliki dinding sellayaknya tumbuhan? Hal ini disebabkan karena adanya sitoskeleton atau rangka sel. Sitoskeleton ataukerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Sitoskeletonberperan utama dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel (Campbell, 2004). Fungsi umumsitoskeleton adalah memberikan dukungan mekanis pada sel dalam mempertahankan bentuknya.Sitoskeleton juga terlibat dalam beberapa jenis motilitas (gerak) sel. Istilah motilitas mencakup perubahantempat sel maupun pergerakan bagian sel yang terbatas. Motilitas sel umunya membutuhkan interaksisitoskeleton dengan prottein yang disebut molekul motor. Molekul ini menyebabkan sel otot berkontraksi.Vesikula mungkin berjalan ke tujuannya dalam sel di sepanjang “mono-rel” yang disediakan olehsitoskeleton, dan sitoskeleton memanipulasi membran plasma untuk membentuk vakuola makananselama fagositosis. Aliran sitoplasma yang mensirkulasi materi dalam banyak sel tumbuhan besar merupakan jenis lain gerak seluler yang disebabkan oleh komponen sitoskeleteton.
STRUKTURSITOSKELETON
Tiga jenis serabut yang membentuk sitoskeleton
1. Mikrotubula
Mikrotubula adalahtabung yang disusun dari mikrotubulin dan bersifat lebih kokoh dari aktin. Mikrotubula memiliki dua ujungyaitu ujung negatif yang terhubung dengan pusat pengatur mikrotubula, dan ujung positif yang berada didekat membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang mikrotubula untuk mencapai posisi yangberbeda di dalam sel, terutama saat pembelahan sel. Mikrotubula ditemukan dalam sitoplasma semuasel eukariotik. Strukturnya berupa batang lurus dan berongga (diameter sekitar 25 nm dan panjang 200nm-25 µm). Dinding tabung berongga dibangun dari protein globular yang disebut tubulin. Ada dua jenisprotein tubulin penyusun tubulin, yaitu tubulin α dan tubulin β Fungsi mikrotubula, yaitu: a. Memberibentuk dan mendukung sel. b. Mengatur posisi organel di dalam sel. c. Sebagai jalur yang dapatdigunakan organel yang dilengkapi dengan molekul motor untuk dapat bergerak. d. Pergerakankromosom dalam pembelahan sel. Mikrotubula berguna dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia.A. Sentrosom dan Sentriol Dalam banyak sel, mikrotubula tumbuh dari sentrosom. Mikrotubula iniberfungsi sebagai balok penahan tekanan sitoskeleton. Di dalam sentrosom sel hewan terdapatsepasang sentriol, masing-masing tersusun atas sembilan pasang triplet mikrotubula yang tersusun kedalam suatu cincin. Apabila sel membelah, sentriol ini bereplikasi membentuk benang-benang gelendonginti. Sentriol adalah struktur berbentuk tabung yang terbentuk dari mikrotubulus dengan lebar 0,2 μm danpanjangnya 0,4 μm. Sentriol berfungsi membentuk benang spindel untuk memisahkan kromosom.

Sebenarnya peristiwa kultur jaringan memanfaatkan sistem totipotensi yaitu kemampuan sel tumbuhan menjadi individu semupurna.


Kultur jaringan adalah suatu metode penanaman protoplas, sel, jaringan, dan organ pada media buatan dalam kondisi aseptik sehingga dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Salah satu aplikasi kultur jaringan yang telah dikenal secara meluas dan telah banyak diusahakan untuk tujuan komersial adalah perbanyakan tanaman. Perbanyakan melalui kultur jaringan yang banyak diusahakan secara komersial pada saat ini terutama di negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Eropa.
 

Media yang digunakan yaitu agar-agar, dan air

Sel yang digunakan diambil dari jaringan meristem pada ujung batang/akar tumbuhan

Keuntungan yang diperoleh dari pengembangbuakan secara kultur jaringan adalah:
- Mendapatkan bibit unggul dalam jumlah banyak
- Dalan waktu relatif singkat
- Sifat sama dengan induk
- Dapat dilakukan di sepanjang musim
Metode kultur jaringan ini bayak digunakan untuk mengembangbiakan tanaman yang ukar dikembangkan secara generatif

Jumat, 09 Desember 2011

pro kontra angka kemiskinan

Sejumlah tokoh lintas agama membuat pernyataan terbuka. Mereka menyebut pemerintah telah berbohong. Tidak tanggung-tanggung kebohongan itu. Jumlahnya delapan belas, terdiri dari sembilan kebohongan lama dan sembilan kebohongan baru. Demikian tersua di pelbagai media.

Karena pernyataan terbuka ini merupakan seruan moral tokoh lintas agama yang tak punya kepentingan politik praktis, gaungnya ke mana-mana. Pemerintah berusaha membela diri, tetapi membikin situasi justru lebih buruk. Pemerintah dinilai kurang arif dan tak mau menerima masukan konstruktif.

Salah satu kebohongan lama yang disebutkan adalah perihal penyampaian angka kemiskinan. Pemerintah dituduh berbohong karena menyatakan jumlah penduduk miskin 2010 adalah 31,02 juta jiwa, padahal data penduduk yang layak menerima beras miskin 70 juta jiwa.

Pertanyaannya, mengapa sampai ada dua angka kemiskinan yang jauh berbeda, padahal keduanya sama-sama berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Data kemiskinan makro

Mencoba menghitung jumlah penduduk miskin bukan pekerjaan mudah. Setakat ini belum satu pun metodologi yang sempurna memotret kemiskinan. Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Hanya terdiri dari satu kalimat, tetapi maknanya sangat luas sehingga bisa mengundang perdebatan panjang. Contohnya, apa yang dimaksud dengan kehidupan bermartabat. Apa pula yang termasuk hak-hak dasar? Apalagi, tidak semua hak dasar dapat dikuantifikasi, seperti rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.

Dari definisi itu terlihat bahwa kemiskinan merupakan masalah multidimensi. Sulit mengukurnya sehingga perlu kesepakatan pendekatan pengukuran yang dipakai.

Salah satu konsep penghitungan kemiskinan yang diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia, adalah konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan konsep ini, definisi kemiskinan yang sangat luas mengalami penyempitan makna karena kemiskinan hanya dipandang sebagai ketakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan.

Dalam terapannya, dihitunglah garis kemiskinan absolut. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran/pendapatan per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan disebut penduduk miskin. Penghitungan penduduk miskin ini didasarkan pada data sampel, bukan data sensus, sehingga hasilnya sebetulnya hanyalah estimasi.

Data yang dihasilkan biasa disebut data kemiskinan makro. Di Indonesia, sumber data yang digunakan adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional. Pencacahannya dilakukan setiap Maret dengan jumlah sampel 68.000 rumah tangga. BPS menyajikan data kemiskinan makro ini sejak tahun 1984 sehingga perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin bisa diikuti dari waktu ke waktu.

Salah satu data kemiskinan yang mengundang polemik panjang adalah data kemiskinan pada Maret 2006. BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin naik dari 35,1 juta jiwa (15,97 persen) pada Februari 2005 menjadi 39,30 juta jiwa (17,75 persen) pada Maret 2006 karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Data kemiskinan makro yang terakhir dikeluarkan BPS adalah posisi Maret 2010 ketika jumlah penduduk miskin 31,02 juta jiwa atau 13,33 persen total penduduk Indonesia. Data ini hanya menunjukkan estimasi jumlah dan persentase penduduk miskin yang berguna untuk perencanaan serta evaluasi program kemiskinan dengan target geografis.

Akan tetapi, data itu tidak dapat menunjukkan siapa dan di mana alamat penduduk miskin sehingga tidak operasional untuk program penyaluran bantuan langsung, seperti bantuan langsung tunai, beras untuk rakyat miskin, dan Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Data kemiskinan mikro

Masalah muncul saat pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun 2005 dan ingin memberi kompensasi kepada penduduk lapisan bawah berupa penyaluran bantuan langsung tunai, beras untuk rakyat miskin, dan Jaminan Kesehatan Masyarakat. Orientasi program penanggulangan kemiskinan di Indonesia mendadak berubah total.

Di zaman Orde Baru, program penanggulangan kemiskinan memakai pendekatan geografis (desa), seperti Inpres Desa Tertinggal. Sejak tahun 2005, yang digunakan pendekatan individu atau rumah tangga, seperti bantuan langsung tunai, beras untuk rakyat miskin, dan Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Penyaluran bantuan langsung tak bisa memakai data kemiskinan makro sebab memerlukan nama dan alamat si miskin. Pengumpulan data harus dengan sensus, bukan sampel, sehingga data yang dihasilkan disebut sebagai data kemiskinan mikro. Ini berbeda dengan metode penghitungan kemiskinan makro dengan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Pengumpulan data kemiskinan mikro didasarkan pada ciri-ciri rumah tangga miskin supaya pendataan bisa cepat dan hemat biaya.

Sampai saat ini baru dua kali BPS mengumpulkan data kemiskinan mikro: Oktober 2005 dan September 2008. Data yang diperoleh disebut data rumah tangga sasaran (RTS) dan mencakup bukan hanya rumah tangga miskin, tetapi juga rumah tangga hampir miskin yang hidup sedikit di atas garis kemiskinan.

Jumlah RTS hasil pendataan September 2008 adalah 17,5 juta. Dengan asumsi kasar rata-rata jumlah anggota rumah tangga empat orang, diperoleh angka 70 juta jiwa. Jadi, sebetulnya tak ada dua angka kemiskinan. Data 31,02 juta menunjukkan penduduk miskin, sementara data 70 juta menunjukkan penduduk miskin plus hampir miskin.

Selisih di antara keduanya menunjukkan besarnya penduduk hampir miskin di Indonesia. Mereka tidak tergolong miskin, tetapi sangat rentan terhadap kemiskinan. Sedikit gejolak ekonomi akan menyebabkan mereka mudah berubah status menjadi miskin. Maka, setiap kebijakan yang diambil harus memperhitungkan dampaknya bukan hanya pada rumah tangga miskin, tetapi juga rumah tangga hampir miskin. Sehari-hari keduanya sering tak berbeda nyata.

Kamis, 08 Desember 2011

ekoteknologi

Ekoteknologi adalah suatu sains gunaan yang mencuba untuk memuaskan keperluan manusia sambil menyebabkan gangguan minimum ekologi, dengan memanfaatkan dan secara halus memanipulasikan kuasa semula jadi untuk mempengaruhi kesan bermanfaat mereka. Ekoteknologi menyatukan dua jurusan kajian saling melengkapi: 'ekologi teknik' dan 'teknik ekologi', memerlukan suatu kefahaman cukup tentang struktur dan proses ekosistem dan masyarakat. Semua kejuruteraan lestari yang dapat mengurangkan kerosakan pada ekosistem, menggunakan ekologi sebagai asas pokok, dan memastikan orientasi tindakan berjaga-jaga dalam pelaksanaan pemuliharaan biodiversiti dan perkembangan mampan dapat dianggap sebagai bentuk-bentuk ekoteknologi.
Ekoteknologi mengemfasiskan mendekati suatu isu dari sudut pandangan holistik. Contohnya, remediasi sungai tidak seharusnya hanya dianggap satu kawasan. Daripada itu, bidang keseluruhan kawasan tadahan, yang termasuk bahagian mudik, arus tengah dan ke hilit, seharusnya dimasukkan dalam penilaian untuk remediasi berkesan. Dari sudut pandangan ekosistem, aktiviti-aktiviti yang diambil untuk aktiviti-aktiviti ekonomi manusia seharusnya diperjuangkan untuk mengurangkan tekanan pada semulajadi sebanyak mungkin. Untuk menambah kefahaman keprofesionalan pembinaan mengenai ekologi semulajadi, perundingan tentang persekitaran dengan para pakar ekologi sewaktu merancang dan pembinaan diperlukan. Oleh itu, pakar ekologi yang biasa dengan dengan persekitaran tempatan memainkan peranan yang sangat penting dalam teamwork ekoteknologi.
Pembangunan ketahanan memerlukan kelaksanaan menyesuaikan teknologi persekitaran yang beramah-tamah yang adalah cekap dan digunakan pada keadaan tempatan. Ekoteknologi membenarkan pencapaian ekonomi sementara mengurangkan kerosakan pada persekitaran dengan:
  • Menambahkan kecekapan dan kegunaan sumber bahan-bahan dan tenaga,
  • kawalan kecekapan pada ekosistem,
  • perkembangan dan pembaikian tetap proses pembersih dan produk,
  • mengalakkan kelakuan yang lebih baik pada persekitaran,
  • memperkenalkan sistem pengurusan persekitaran dalam sektor hasilan dan khidmat, dan
  • perkembangan aktiviti-aktiviti untuk menambah kesedaran keperluan untuk perlindungan persekitaran dan pengalakan perkembangan perkembangan berterusan oleh orang ramai.
MeMastering pembangunan dan penggunaan ekoteknologi dalam industri dan sektor khidmat adalah oleh itu suatu keperluan utama. Kualiti ilmu ekoteknologi bergantung pada kecekapan sintesis pelbagai disiplin ilmu dan kemahiran dalam sains semulajadi dan teknologi, sains maklumat dan komunikasi, ekonomi, sains legal dan masyarakat.

Kemiskinan yang ekstrem karena harga pangan tinggi mengancam Indonesia. Ekstremnya kemiskinan di Indonesia diperparah dengan 32 juta penduduk yang kini terbelit kemiskinan. 

"Mereka ini yang jadi pihak yang rentan jika harga pangan makin melonjak tinggi. Yang miskin tambah miskin. Dan ada penambahan rakyat miskin yang menghabiskan sebagian besarnya penghasilan untuk makan," tutur pengamat ekonomi pertanian Khudori ketika dihubungi Media Indonesia, Selasa (26/4). 

Masyarakat yang tinggal di daerah rawan dengan cuaca ekstrem juga rentan akan tingginya kemiskinan. "Karena cuaca ekstrem, gagal panen, rawan kelaparan." 

Banyaknya rakyat miskin pun tidak dapat dicukupi dengan raskin yang dikelola Bulog. Menurut Khudori, raskin Bulog hanya dapat diberikan ke sebagian penduduk miskin yang ada saat ini. 

Khudori pun menegaskan, Bulog masih memiliki waktu untuk memperbesar penyerapan raskin hingga Juni mendatang. Hasil panen dapat diserap Bulog sekitar 30% dari kebutuhan nasional. "Ini masih bisa membantu persediaan Bulog,

BOKS 13 : AKAR Struktural dari KEMISKINAN
Apa penyebab utama kemiskinan?
Secara konvensional, pendapat umum melacak sebab-sebab kemiskinan pada watak dan perilaku orang miskin itu sendiri. Bagaimanapun, ihwalnya semakin jelas bahwa pemberantasan kemiskinan tidak saja menjadi keinginan dari pihak rakyat miskin itu sendiri, akan tetapi lebih merupakan tugas yang harus ditangani oleh pemerintah, sektor swasta, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga-lembaga multilateral dengan cara disepakati bersama. Sebab-sebab kemiskinan struktural, yang dipengaruhi oleh hal-hal ini, mencakup:
  • Kurangnya demokrasi: hubungan kekuasaan yang menghilangkan kemampuan warga negara atau suatu negara untuk memutuskan masalah yang menjadi perhatian mereka;
  • Kurangnya memperoleh alat-alat produksi (lahan dan teknologi) dan sumber daya (pendidikan, kredit dan akses pasar) oleh mayoritas penduduk;
  • Kurangnya mekanisme yang memadai untuk akumulasi dan distribusi
  • Disintegrasi ekonomi nasional, yang berorientasi memenuhi pasar asing daripada pasar domestik;
  • Pengikisan peran pemerintah sebagai perantara dalam meminimalkan ketimpangan sosial, contohnya melalui swastanisasi program-program sosial
  • Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam dan tercemarnya ekosistem yang secara tidak proporsional berdampak kepada orang miskin; dan
  • Kebijakan-kebijakan yang menyebabkan monopolisasi ekonomi dan polarisasi masyarakat, yang memacu bertambahnya penumpukan pendapatan dan kesejahteraan.
Kritik menyatakan bahwa Bank Dunia harus mengarahkan faktor-faktor tersebut ke dalam program bantuan pinjamannya dan kebijakannya daripada mengandalkan pendekatan yang bersifat kompensasi untuk mengurangi kemiskinan.

400 Juta Penduduk Dunia Terentaskan dari Kemiskinan

TEMPO InteraktifSINGAPURA: Dalam seperempat abad diperkirakan 400 juta penduduk dunia terentaskan dari kemiskinan. Namun masih lebih dari 1 milyar warga bumi hidup dengan pendapatan di bawah satu dolar sehari.

Setelah pindah dari Pentagon ke Bank Dunia, Paul Wolfowitz melihat kemiskinan sebagai lawan yang harus diperangi. Dan ia optimis dapat memenangkannya. "Dalam dua puluh lima tahun belakangan ini sudah 400 juta penduduk dunia dientaskan dari kemiskinan," katanya ketika membuka pertemuan puncak IMF dan Bank Dunia di Singapura, kemarin.

"Ini adalah seperempat abad paling sukses dalam sejarah pengentasan kemiskinan dunia," katanya. Ia ingin sukses ini dapat berlanjut, bahkan membaik. Itu sebabnya mantan
wakil menteri pertahanan AS ini tak berhemat dalam melepas amunisi yang dimilikinya sejak memangku jabatan Presiden Bank Dunia setahun yang lalu.

"Saya berbahagia dapat melaporkan bahwa pinjaman Bank Dunia untuk mengentaskan kemiskinan telah mencapai rekor baru, U$ 9,5 milyar dan separuhnya untuk Afrika," katanya. Untuk program pengentasan kemiskinan ini Bank Dunia memang menyediakan fasilitas IDA, yaitu pinjaman tanpa bunga dengan masa  bayar sampai 40 tahun.

Bantuan pinjaman selunak ini pun dianggap belum memadai. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Bank Dunia, lembaga ini memfasilitasi penghapusan utang negara-negara sangat miskin, tahun lalu.

Paul Wolfowitz ingin dana untuk pengentasan kemiskinan ini terus ditambah.Di bawah kepemimpinannya Bank Dunia tahun ini memindahkan U$ 1 milyar keuntungannya dari pinjaman institusi ini ke negara berkembang ke lumbung
IDA.

Ke negara yang tidak termasuk kategori sangat miskin, Bank Dunia memberikan pinjaman melalui IBRD dengan bunga sekitar satu persen di atas tingkat bunga surat berharga yang dijual lembaga ini di pasar modal. Karena rating Bank Dunia sangat tinggi, peringkat AAA, maka bagi negara
berkembang yang meminjam, suku bunga ini jauh lebih murah ketimbang yang ditawarkan bank komersial. Tahun ini IBRD meminjamkan U$ 14,2 milyar ke negara berkembang.

Adapun selisih bunga yang diperoleh IBRD digunakan untuk membiayai ongkos administrasi Bank Dunia dan bila masih ada sisanya, biasanya digunakan untuk membiyayai bantuan teknis ke negara miskin atau disalurkan ke rekening IDA. Namun pendapatan ini jauh dari mencukupi untuk memenuhi
permintaan pinjaman dari negara sangat miskin. Itu sebabnya bantuan dari negara kaya selalu dibutuhkan. Tahun depan, Bank Dunia merencanakan untuk mengadakan kegiatan penghimpunan dana IDA ini dari negara-negara kaya. "Jumlahnya harus memenuhi kebutuhan rakyat miskin Afrika," kata Paul Wolfowitz.

Pertemuan tahunan IMF & Bank Dunia di Singapura, yang dihadiri 23 ribu peserta dari seluruh negara anggota Bank Dunia, dijadikan Paul Wolfowitz sebagai ajang promosi untuk menarik simpati pada upaya pengentasan kemiskinan institusi yang awalnya dibangun untuk merekonstruksi kembali negara-negara korban perang dunia kedua itu.

"Saat kita berkumpul di Convention Center yang indah ini," katanya kepada ratusan menteri keuangan dan para pejabat tinggi berbagai negara di dunia yang hadir dalam pembukaan pertemuan ini, "janganlah kita lupa mengapa
kita berada di sini," lanjutnya. "Di luar tembok gedung ini, di seluruh penjuru dunia, lebih dari 1 milyar penduduk dunia hidup dengan dana kurang dari U$ 1 sehari. Mereka akan pergi tidur malam ini dengan rasa lapar dan
sakit, bukan di kamar hotel bintang lima."

Sentilan itu lalu diteruskan dengan ajakan. "Namun kemewahan di sekitar kita ini menjadi inspirasi bahwa ada jalan untuk keluar dari kepapaan menuju kesejahteraan," katanya. Sukses pengentasan kemiskinan di dunia selama dua puluh lima tahun terakhir disebutkannya sebagai fakta pendukung optimisme ini. Ia bahkan yakin, setelah menelaah laporan para stafnya, "kepapaan di dunia dapat dientaskan dalam satu generasi ke depan."

Hal ini dapat dicapai, katanya, dengan catatan pinjaman yang diterima negara-negara miskin dikelola dengan baik dan tidak dikorupsi. "Tanpa tata kelola pemerintahan yang baik, semua kegiatan reformasi akan terbatas hasilnya," katanya. Bagi Paul Wolfowitz, memerangi korupsi adalah bagian penting dari upaya pengentasan kemiskinan.

Rabu, 07 Desember 2011

Memahami Data Kemiskinan Untuk Mencegah Politisasi

Data mengenai tingkat kemiskinan, akhir-akhir ini kembali menjadi "primadona" di tengah masyarakat, terutama di tengah maraknya sorotan terhadap kinerja pemerintah. Data kemiskinan bagi pihak yang pro pemerintah, jika mengalami penurunan, seringkali dijadikan sebagai pembenaran terhadap keberhasilan kinerja pemerintah. Namun bagi pihak yang beroposisi dengan pemerintah, data yang sama selalu dijadikan bulan-bulanan karena dianggap tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 

Hal inilah yang dapat ditangkap dari tulisan Hestiana pada Rubrik Opini Harian Umum Haluan Kepri, Selasa 4 Oktober 2011. Isinya kembali mengulang pertanyaan mengenai kriteria dasar penentuan kemiskinan mengenai data kemiskinan versi BPS dan harapan supaya BPS meningkatkan kinerjanya agar data yang dihasilkan semakin kredibel. Pertanyaan ini selain menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap data BPS, juga memperlihatkan kekurangpahaman mengenai bagaimana data itu dihasilkan. Untuk itu mari kita coba memahami dan mencerahkan pemahaman kita mengenai data kemiskinan.

Pertama, harus dipahami, data kemiskinan di Indonesia itu banyak jenisnya. Setiap data dihasilkan dengan konsep, metode, cara, serta untuk tujuan yang berbeda. Ada data kemiskinan versi BPS, BKKBN, Bank Dunia, dan masih banyak lainnya. Karena adanya perbedaan itu, maka data dari masing-masing lembaga tidak boleh dibandingkan secara apple to apple, karena pasti akan berbeda dan menimbulkan bias. 

Kedua, perlu dipahami mengenai konsep kemiskinan yang digunakan. Setiap orang tentu memiliki pandangan tersendiri mengenai apa dan siapa yang dapat dikategorikan miskin. BPS sendiri dalam menyajikan data kemiskinan secara makro mempergunakan konsep internasional yang telah diadopsi dan telah direkomendasikan oleh PBB supaya bisa dilakukan keterbandingan kemsikinan antar negara. Konsep ini sudah sangat sederhana, yaitu kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran dan bukannya penghasilan. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki pengeluaran dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari; sedangkan garis kemiskinan non-makanan merupakan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Maka untuk dapat mempergunakan data BPS, kita harus menyetujui konsep ini terlebih dahulu.

Mengapa bukan penghasilan? Karena untuk mendapatkan data ini amatlah sulit dan cenderung bias. Berapa banyak orang yang mau jujur mengenai pendapatannya? yang terjadi adalah responden akan ketakutan dengan pajak, pungutan, dan sebagainya. Persoalan berikutnya mengapa garis kemiskinan hanya Rp233.740 per orang per bulan atau Rp7.791 per hari? Apakah ini masuk akal ditengah harga-harga yang semakin melambung? Disinilah pentingnya memahami konsep pengeluaran, karena berbeda dengan penghasilan yang biasanya dihasilkan oleh satu kepala keluarga, tetapi dikeluarkan kepada seluruh anggota keluarganya. Pengeluaran dihitung secara mandiri untuk kebutuhan setiap orang dalam rumah tangga.

Dengan demikian, jika satu keluarga beranggotakan empat orang, maka keluarga yang dianggap miskin adalah keluarga yang hanya berpengeluaran di bawah empat kali garis kemiskinan yaitu Rp934.960/keluarga per bulan atau setara dengan Rp31.165/keluarga/hari. Lebih jauh lagi, nilai Rp934.960 akan sesuai dengan rata-rata batas upah minimum di Indonesia, bahkan lebih tinggi dari upah minimum beberapa provinsi di Indonesia. Dan garis pengeluaran ini selalu diperbarui setiap saat pendataan untuk menyesuaian dengan inflasi yang terjadi. Lalu mengapa data  jumlah penduduk miskin BPS berbeda dengan Bank Dunia?

Perbedaan terjadi karena adanya standar paritas daya beli yang digunakan oleh setiap negara. Sesungguhnya bank dunia dan lembaga-lembaga lainnya tidak pernah melakukan pendataan kemiskinan dalam skala besar di Indonesia seperti yang dilakukan BPS. Dengan konsep dan data yang sama dari BPS, Bank Dunia hanya menggunakan standar garis kemiskinan yang lebih besar supaya untuk mendapatkan keterbandingan dengan negara lainnya. Untuk itulah perbedaan data harus disikapi secara bijak sebagai suatu kekayaan pilihan, dan bukannya dipolitisasi.

Dengan melihat angka-angka di atas, nampak jelas bahwa GK yang digunakan oleh BPS sangat rasional dan telah sesuai dengan realitas kondisi ekonomi penduduk Indonesia saat ini. Kita tidak bisa membantah sesuatu yang dihasilkan melalui suatu metodologi yang didesain secara ilmiah untuk mewikili populasi, yakni seluruh penduduk Indonesia yang tersebar di 33 provinsi baik itu di perdesaan maupun perkotaan, dengan menggunakan penarikan kesimpulan secara parsial, yakni berdasarkan apa yang kita saksikan di kanan-kiri lingkungan tempat tinggal kita yang kemudian kita anggap sebagai realitas populasi.

Anda yang tinggal di perkotaan mungkin tidak tahu bahwa data statistik hasil sensus penduduk menunjukkan sekitar sebagian besar penduduk Indonesia hidup di daerah perdesaan. Jika anda menginginkan data secara real, dari sisi mikro data penduduk miskin BPS saat ini telah tersedia berdasarkan nama dan alamat. BPS saat ini masih terus berusaha untuk meningkatkan kualitas data yang dihasilkan. Dan untuk menghindari kesalahan dalam mempergunakan data statistik, anda sebagai pengguna data bisa datang ke Kantor BPS kabupaten/kota terdekat untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap.

My Foto Slideshow Slideshow

My Foto Slideshow Slideshow: TripAdvisor™ TripWow ★ My Foto Slideshow Slideshow ★ untuk Medan. Slideshow perjalanan gratis yang menakjubkan di TripAdvisor

My Foto Slideshow Slideshow

My Foto Slideshow Slideshow: TripAdvisor™ TripWow ★ My Foto Slideshow Slideshow ★ untuk Medan. Slideshow perjalanan gratis yang menakjubkan di TripAdvisor

danpak kemiskinan

Pada dasarnya ...>> ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Faktor Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
1. Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin.
2. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya.

Alangkah lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya sekolah, seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), serta dibebaskannya biaya- biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.
Sebagaimana diketahui, data dan informasi yang digunakan untuk program-program penanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS dan data mikro hasil pendaftaran keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN.
Kedua data ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yang sentralistik, dengan asumsi yang menekankan pada keseragaman dan fokus pada indikator dampak.
Pada kenyataannya, data dan informasi seperti ini tidak akan dapat mencerminkan tingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia sebagai negara besar yang mencakup banyak wilayah yang sangat berbeda, baik dari segi ekologi, organisasi sosial, sifat budaya, maupun bentuk ekonomi yang berlaku secara lokal.
Bisa saja terjadi bahwa angka-angka kemiskinan tersebut tidak realistis untuk kepentingan lokal, dan bahkan bisa membingungkan pemimpin lokal (pemerintah kabupaten/kota). Sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur. Pemerintah Kabupaten Sumba Timur merasa kesulitan dalam menyalurkan beras untuk orang miskin karena adanya dua angka kemiskinan yang sangat berbeda antara BPS dan BKKBN pada waktu itu.
Di satu pihak angka kemiskinan Sumba Timur yang dihasilkan BPS pada tahun 1999 adalah 27 persen, sementara angka kemiskinan (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) yang dihasilkan BKKBN pada tahun yang sama mencapai 84 persen.
Kedua angka ini cukup menyulitkan pemerintah dalam menyalurkan bantuan-bantuan karena data yang digunakan untuk target sasaran rumah tangga adalah data BKKBN, sementara alokasi bantuan didasarkan pada angka BPS.
Secara konseptual, data makro yang dihitung BPS selama ini dengan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) pada dasarnya (walaupun belum sempurna) dapat digunakan untuk memantau perkembangan serta perbandingan penduduk miskin antardaerah.
Namun, data makro tersebut mempunyai keterbatasan karena hanya bersifat indikator dampak yang dapat digunakan untuk target sasaran geografis, tetapi tidak dapat digunakan untuk target sasaran individu rumah tangga atau keluarga miskin. Untuk target sasaran rumah tangga miskin, diperlukan data mikro yang dapat menjelaskan penyebab kemiskinan secara lokal, bukan secara agregat seperti melalui model-model ekonometrik.
Untuk data mikro, beberapa lembaga pemerintah telah berusaha mengumpulkan data keluarga atau rumah tangga miskin secara lengkap, antara lain data keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN dan data rumah tangga miskin oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Meski demikian, indikator- indikator yang dihasilkan masih terbatas pada identifikasi rumah tangga. Di samping itu, indikator-indikator tersebut selain tidak bisa menjelaskan penyebab kemiskinan, juga masih bersifat sentralistik dan seragam-tidak dikembangkan dari kondisi akar rumput dan belum tentu mewakili keutuhan sistem sosial yang spesifik-lokal.

materi referensi:

Selasa, 06 Desember 2011

solusi mencegah kemiskinan




Solusi supaya kemiskinan dapat ditekan adalah pemerintah dapat memberikan sumbangan untuk orang yang kurang beruntung supaya mereka dapat mendapatkan uang supaya dapat memulai bisnis atau bersekolah lagi supaya dapat pekerjaan yang bagus. Salah satu cara lain adalah dengan cara memberikan pendidikan kepada orang yang kurang pelajarannya mulai dari anak kecil hingga dewasa. Kita dapat menyediakan tempat untuk mereka supaya mereka dapat berdagang atau bekerja.

Senin, 05 Desember 2011

mikin

kaya dan miskin dalam pandangan islam



Makin hari paradoks kehidupan makin tidak asing bagi kita. Di satu sisi kita melihat kemewahan dan kemakmuran. Tetapi, di banyak tempat lain, di jalan-jalan dan di kawasan-kawasan kumuh di kota-kota maupun di pelosok-pelosok daerah, kita menyaksikan saudara-saudara kita menderita kelaparan, tidak mengenyam pendidikan yang wajar, kekurangan makanan yang bergizi, dan seterusnya. Baru-baru ini Sidang Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, misalnya, mencatat sekitar 150 juta anak di dunia menderita kekurangan gizi, mengalami kemiskinan, eksploitasi, dan kekurangan pendidikan.

Jumlah penduduk miskin (yang berpenghasilan kurang dari dua dollar AS per hari menurut standar Bank Dunia) di Indonesia mencapai 60 persen (kemiskinan relatif). Bahkan disebutkan, sekitar 10-20 persen dari kelompok ini hidup dalam kemiskinan absolut (kekurangan makan, pakaian, perumahan, kebutuhan air bersih, pendidikan, kesehatan, listrik, dan transportasi). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), memang ada penurunan jumlah kemiskinan absolut dari sekitar 24,23 persen (1998) menjadi sekitar 18,95 persen dari jumlah penduduk Indonesia akhir tahun 2000. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menyebutkan penduduk miskin mencapai 38 juta (Kompas, 17/3/02).
Di pihak lain, amat banyak mereka yang kaya dan berkuasa tidak peduli dengan nasib kaum miskin dan lemah. Tidak hanya mereka yang dianggap "abangan" dalam beragama, yang "santri" pun, setelah mereka populer dan kaya, cenderung menikmati kesenangan sendiri atau paling jauh, keluarganya. Individualisme, hedonisme, dan materialisme telah diidap begitu banyak orang kaya dan berkuasa saat ini.

Faqir dan Miskin dalam Pandangan Islam
Dari bahasa aslinya (Arab) kata miskin terambil dari kata sakana-yaskunu yang berarti diam atau tenang, sedang faqir dari kata faqr yang pada mulanya berati tulang punggung. Faqir adalah orang yang patah tulang punggungnya, dalam bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga ‘mematahkan’ tulang punggungnya.
Berkaitan dengan istilah miskin ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
     
“Atau orang miskin yang sangat faqir.” (QS. Al-Balad: 16)
Adapun kata faqir yang berasal dari bahasa Arab; al-faqru berarti membutuhkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
                
“Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian Dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku’.” (QS. Al-Qashash: 24)
Imam Ar-Raghib –rahimahullah- berkata, “Faqr (kefaqiran) digunakan untuk menyebut empat hal:

1. Adanya kebutuhan mendesak
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 ••           
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak (berkebutuhan) kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15)

2. Tidak punya harta benda
                    •            
“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 273)

3. Miskin hati
Makna ini merupakan kebalikan dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Kekayaan itu sejatinya adalah kekayaan hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

4. Rasa butuh kepada Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
        
“...Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashash: 24)
Sebagian orang mendefinisikan faqir adalah orang yang berpenghasilan kurang dari setengah kebutuhan pokoknya, sedang miskin adalah orang yang berpenghasilan di atas itu, namun tidak cukup untuk menutupi kebutuhan pokoknya. Ada juga yang mendefinisikan sebaliknya, sehingga menurut mereka keadaan si faqir relatif lebih baik dari si miskin. Pasalnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai penyebutan orang faqir terlebih dahulu baru kemudian menyebutkan si miskin, dan tidaklah Allah mendahulukan penyebutan sesuatu kecuali untuk menunjukkan bahwa itulah yang paling penting, kemudian barulah yang selanjutnya.
Al-Qur`an dan Al-Hadits memang tidak menyebutkan dan menetapkan secara eksplisit angka tertentu lagi pasti ukuran kemiskinan, sehingga apa yang dikemukakan di atas dapat seja berubah. Namun yang pasti, Al-Qur`an menjadikan setiap orang yang memerlukan sesuatu sebagai faqir atau miskin yang harus dibantu.
Islam memandang bahwa masalah kemiskinan adalah masalah tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer secara menyeluruh. Syari’at Islam telah menentukan kebutuhan primer itu (yang menyangkut eksistensi manusia) berupa tiga hal, yaitu: sandang, pangan, dan papan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
      ....  
“Kewajiban ayah adalah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf…” (QS. Al-Baqarah: 233)
Dan juga firman-Nya:
     ....  
“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal, sesuai dengan kemampuanmu….” (QS. Ath-Thalaq: 6)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Ingatlah, bahwa hak mereka atas kalian adalah agar kalian berbuat baik kepada mereka dalam (memberikan) pakaian dan makanan.” (HR. Ibnu Majah)
Dengan demikian, siapapun dan di manapun berada, jika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer)nya, yaitu: sandang, pangan, dan papan maka dapat digolongkan pada kelompok orang-orang yang faqir atau miskin. Oleh karena itu, setiap program pemulihan ekonomi yang ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan, harus ditujukan kepada mereka yang tergolong dalam kelompok tadi.

Ya Allah, Hidupkanlah Aku dalam Keadaan Miskin

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa kepada Allah:
“Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadan miskin, serta kumpulkanlah aku pada hari kiamat bersama rombongan orang-orang miskin.” (HR. Ibnu Majah, no. 4126, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Banyak kaum muslimin yang enggan mengamalkan doa ini, dikarenakan kesalahan mereka dalam memahami ‘kata miskin’ dalam doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas. Mereka mengira bahka ‘kata miskin’ dalam hadits di atas adalah miskin sebagaimana yang kita sebutkan di atas, yaitu: papa, tidak ada punya apa-apa, dan tidak terpenuhinya kebutuhan primer.
Padahal yang benar ‘kata miskin’ dalam doa Rasulullah di atas adalah bermakna khusyu’ dan tawadhu’. Sebagaimana dijelaskan oleh banyak para ulama:
1. Imam Ibnul Atsir –rahimahullah- dalam kitabnya ‘An-Nihayah fi Gharibil Hadits’ ketika menjelaskan makna hadits ‘Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin’ berkata, “Yang dikehendaki dengannya ialah: tawadhu’ dan khusyu’, dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabbur.”
2. Imam Ibnu Manzhur –rahimahullah- dalam kitabnya ‘Lisanul ‘Arab’ ketika menjelaskan doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin’, yang dikehendaki oleh beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah tawadhu’ dan khusyu’, dan supaya tidak menjadi orang-orang yang sombong dan takabbur. Artinya, aku merendahkan diriku kepada-Mu wahai Rabb dalam keadaan berhina diri, dan tidak dengan sombong. Serta bukanlah yang dikehendaki dengan miskin di sini adalah faqir yang membutuhkan.”
3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- berkata, “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu’ dan tawadhu’.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah)
Dengan demikian, tidaklah benar jika hadits tersebut menganjurkan kaum muslimin untuk menjadi orang-orang yang berkekurangan dan tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Kaya Bukan Ukuran Mulia, Miskin Bukan Ukuran Hina

Kaya dan Miskin bukanlah ukuran kemuliaan seseorang atau kehinaannya. Justru kekayaan bisa berarti siksa, dan kemiskinan boleh jadi adalah karunia. Keduanya tidak lebih dari ujian, mana yang mulia dan hina tergantung bagaimana masing-masing kita menyikapi ujian tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
•       •     •                  
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: ‘Tuhanku telah memuliakanku’. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata: ‘Tuhanku menghinakanku’. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” (QS. Al-Fajr: 15-17)
Ayat di atas menerangkan bahwasanya Allah Ta’ala menguji hamba-Nya dengan memberikan kenikmatan dan melimpahkan rezeki atasnya. Allah juga menguji manusia dengan menyempitkan rezekinya. Keduanya adalah ujian dan cobaan. Kemudian Allah menyanggah atas anggapan orang bahwa terbukanya pintu rezeki dan melimpahnya harta adalah bukti Allah memuliakannya, dan sempitnya rezeki adalah pertanda Allah menghinakannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyanggah anggapan itu ‘sekali-kali tidak demikian’, yakni anggapan orang-orang itu tidaklah benar, terkadang Allah Subhanahu wa Ta’ala menyiksa dengan nikmat-Nya, dan memberikan nikmat dengan cobaan-Nya.
Karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
                   
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.”
Wallahu A’lamu bish Shawab.